MEMORI ERA 2000-AN
PENGEMBANGAN DIRI & KARIERPenerbit | : | BENTANG PUSTAKA |
Penulis | : | Erisca Febriani x Helloditta |
Sesampainya di rumah, kita harus tidur siang! Sesuatu yang sering kali kita sepelekan tapi hari ini begitu kita rindukan. Saat bangun, sekelompok teman sudah menunggu di depan rumah—siap menghabiskan sore bersama dengan bersepeda atau sekadar balap Tamiya di lapangan terdekat. Sebelum langit berubah menjadi gelap, kita harus buru-buru pulang dan mendengar nasehat ibu tentang pentingnya pulang sebelum adzan maghrib, juga mandi yang bersih dan belajar yang tekun sebelum pergi tidur.
*Harga belum termasuk diskon reseller.
Deskripsi Produk
Sesampainya di rumah, kita harus tidur siang! Sesuatu yang sering kali kita sepelekan tapi hari ini begitu kita rindukan. Saat bangun, sekelompok teman sudah menunggu di depan rumah—siap menghabiskan sore bersama dengan bersepeda atau sekadar balap Tamiya di lapangan terdekat. Sebelum langit berubah menjadi gelap, kita harus buru-buru pulang dan mendengar nasehat ibu tentang pentingnya pulang sebelum adzan maghrib, juga mandi yang bersih dan belajar yang tekun sebelum pergi tidur.
Sederhana, ya? Namun, itulah yang kurindukan sekarang. Kalau kamu?
“Buku ini adalah sebuah pengingat agar hal-hal indah tetap bertahan di dalam kepala, sebuah wadah bernostalgia sembari menikmati perasaan hangat yang mungkin akan memelukmu erat.”
">
Apa yang paling kamu rindukan dari tahun 2000-an?
Dua puluh tahun yang lalu, sebagian dari kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Pergi ke sekolah setelah selesai maraton kartun dengan dibekali satu wadah mie goreng instan atau nasi putih dengan lauk telur mata sapi. Sesampainya di sekolah, kita sibuk menikmati momen bersama teman-teman; menyanyi dengan suara sumbang diiringi musik yang dihasilkan oleh perpaduan pukulan meja, penggaris kayu, pensil 2B, dan kapur tulis yang menghasilkan harmoni acak.
Sesampainya di rumah, kita harus tidur siang! Sesuatu yang sering kali kita sepelekan tapi hari ini begitu kita rindukan. Saat bangun, sekelompok teman sudah menunggu di depan rumah—siap menghabiskan sore bersama dengan bersepeda atau sekadar balap Tamiya di lapangan terdekat. Sebelum langit berubah menjadi gelap, kita harus buru-buru pulang dan mendengar nasehat ibu tentang pentingnya pulang sebelum adzan maghrib, juga mandi yang bersih dan belajar yang tekun sebelum pergi tidur.
Sederhana, ya? Namun, itulah yang kurindukan sekarang. Kalau kamu?
“Buku ini adalah sebuah pengingat agar hal-hal indah tetap bertahan di dalam kepala, sebuah wadah bernostalgia sembari menikmati perasaan hangat yang mungkin akan memelukmu erat.”
">
Dua puluh tahun yang lalu, sebagian dari kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Pergi ke sekolah setelah selesai maraton kartun dengan dibekali satu wadah mie goreng instan atau nasi putih dengan lauk telur mata sapi. Sesampainya di sekolah, kita sibuk menikmati momen bersama teman-teman; menyanyi dengan suara sumbang diiringi musik yang dihasilkan oleh perpaduan pukulan meja, penggaris kayu, pensil 2B, dan kapur tulis yang menghasilkan harmoni acak.
Sesampainya di rumah, kita harus tidur siang! Sesuatu yang sering kali kita sepelekan tapi hari ini begitu kita rindukan. Saat bangun, sekelompok teman sudah menunggu di depan rumah—siap menghabiskan sore bersama dengan bersepeda atau sekadar balap Tamiya di lapangan terdekat. Sebelum langit berubah menjadi gelap, kita harus buru-buru pulang dan mendengar nasehat ibu tentang pentingnya pulang sebelum adzan maghrib, juga mandi yang bersih dan belajar yang tekun sebelum pergi tidur.
Sederhana, ya? Namun, itulah yang kurindukan sekarang. Kalau kamu?
“Buku ini adalah sebuah pengingat agar hal-hal indah tetap bertahan di dalam kepala, sebuah wadah bernostalgia sembari menikmati perasaan hangat yang mungkin akan memelukmu erat.”
">
Apa yang paling kamu rindukan dari tahun 2000-an?
Dua puluh tahun yang lalu, sebagian dari kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Pergi ke sekolah setelah selesai maraton kartun dengan dibekali satu wadah mie goreng instan atau nasi putih dengan lauk telur mata sapi. Sesampainya di sekolah, kita sibuk menikmati momen bersama teman-teman; menyanyi dengan suara sumbang diiringi musik yang dihasilkan oleh perpaduan pukulan meja, penggaris kayu, pensil 2B, dan kapur tulis yang menghasilkan harmoni acak.
Sesampainya di rumah, kita harus tidur siang! Sesuatu yang sering kali kita sepelekan tapi hari ini begitu kita rindukan. Saat bangun, sekelompok teman sudah menunggu di depan rumah—siap menghabiskan sore bersama dengan bersepeda atau sekadar balap Tamiya di lapangan terdekat. Sebelum langit berubah menjadi gelap, kita harus buru-buru pulang dan mendengar nasehat ibu tentang pentingnya pulang sebelum adzan maghrib, juga mandi yang bersih dan belajar yang tekun sebelum pergi tidur.
Sederhana, ya? Namun, itulah yang kurindukan sekarang. Kalau kamu?
“Buku ini adalah sebuah pengingat agar hal-hal indah tetap bertahan di dalam kepala, sebuah wadah bernostalgia sembari menikmati perasaan hangat yang mungkin akan memelukmu erat.”
Spesifikasi Produk
SKU | : | BI-180 |
ISBN | : | 9786231863614 |
Berat | : | 200 gram |
Dimensi (P/L/T) | : | 15 cm/ 18 cm/ 1 cm |
Halaman | : | 112 |
Tahun Terbit | : | 2024 |
Jenis Cover | : | Soft Cover |