CHANGE YOUR DESTINY
SOCIAL SCIENCEPenerbit | : | MIZAN MILLENIAL CREATIVA |
Penulis | : | RULLY ROESLI |
Hidup tak selalu mulus. Terkadang,
kita harus melalui jalan yang berkelok,
bahkan terkadang jurang yang mengancam.
Semua sudah menjadi takdir kita.
Apakah kita harus selalu menyerah?
Apakah takdir tidak dapat diperbaiki?
Apakah takdir tidak bisa diluruskan?
Dr. Rully Roesli yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia kedokteran, kini berbagi kisahnya dengan Anda. Kekurangan fisik akibat...
*Harga belum termasuk diskon reseller.
Deskripsi Produk
Hidup tak selalu mulus. Terkadang,
kita harus melalui jalan yang berkelok,
bahkan terkadang jurang yang mengancam.
Semua sudah menjadi takdir kita.
Apakah kita harus selalu menyerah?
Apakah takdir tidak dapat diperbaiki?
Apakah takdir tidak bisa diluruskan?
Dr. Rully Roesli yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia kedokteran, kini berbagi kisahnya dengan Anda. Kekurangan fisik akibat polio yang dialaminya ketika kecil tidak membuat Dr. Rully berputus asa.
Beliau tetap bersemangat mengejar cita-citanya sebagai dokter, hingga kini beliau menjadi salah satu dokter ahli ginjal terkemuka di Indonesia, dan mendirikan RS Khusus Ginjal Ny. R.A. Habibie. Dr. Rully telah sukses meluruskan takdirnya. Bagaimana dengan Anda?
Dengan dasar ilmiah dan kajian agama yang selaras, penuturan Dr. Rully Roesli dalam buku ini mudah dipahami dan dapat memberi Anda suntikan semangat dalam menjalani hidup dan meluruskan takdir.
Prakata
Sebenarnya sudah lama aku ingin menulis buku ini, setelah karya pertamaku, Playing God diterbitkan oleh Mizan Pustaka pada Februari 2012. Tetapi, banyak aral dan alasan yang menyebabkan buku ini lambat terbit. Mulai dari sempitnya waktu sampai bertumpuknya kesibukan.
Mulai dari kurangnya ide sampai berbagai masalah pekerjaan lain yang perlu pemikiran. Tetapi, ide penulisan buku ini tetap ada di ruang privat, tidak pernah sampai di ruang publik. Ruang privat adalah tempat kita berkhayal dan berkarya untuk diri sendiri, sedangkan ruang publik adalah bila khayalan tadi dipersembahkan kepada masyarakat luas. Itu ajaran dari guru menulis dan sahabatku, Hernowo Hasim.
Ternyata Tuhan mempunyai rencana lain. Beberapa waktu yang lalu, aku mendapat serangan stroke pendarahan akibat hipertensi di Bali. Tubuhku sebelah kanan lumpuh total. Bahkan, bagian tubuhku sebelah kanan menjadi mati rasa. Pada hari-hari pertama, aku mengalami juga kesulitan bicara dan berbagai gejala fisik lainnya. Aku tidak bermaksud membicarakan gejala-gejala strokeku lebih terperinci, karena buku ini bukanlah dimaksud untuk membicarakan penyakit tertentu secara medis.
Akibat penyakit stroke, aku mendapat pengobatan dan berbagai terapi rehabilitasi. Tentunya itu memerlukan waktu khusus sehingga aku, untuk sementara, dibebaskan dari segala tugas mengajar dan menguji di Fakultas. Memeriksa pasien di rumah sakit pun dibatasi. Batal memberikan ceramah, baik di pertemuan ilmiah nasional maupun internasional. Dampaknya, waktu luangku menjadi jauh lebih banyak.
Tepat tiga bulan setelah mengalami stroke, walaupun pengobatan rehabilitasi masih berlangsung, aku mulai mencoba menulis buku ini. Kelumpuhan di tungkai dan tangan kananku sudah mulai berkurang. Tetapi, aku belum bisa berjalan, masih menggunakan kursi roda. Tangan kananku belum pulih sempurna. Aku belum bisa menulis dengan benar. Untunglah pikiran dan semangatku masih tetap terjaga. Aku menulis menggunakan tangan kiri, mengetik terbata-bata di komputer.
Mengapa pikiran dan semangatku terjaga? Mungkin karena peristiwa yang terjadi 63 tahun lalu, ketika terserang polio pada kaki kiriku. Sejak saat itu kaki kiriku melemah dan mengecil. Aku berjalan terpincang-pincang sampai saat ini. Aku sudah biasa menjadi orang cacat! Atau, istilah sekarang kelompok difabel.
Aku ingin berbagi pengalaman hidup ini. Perjalanan hidup tidak selalu mulus. Terkadang, kita harus melalui jalan yang berkelok, bahkan terkadang jurang mengancam. Semua dapat dikatakan sudah menjadi takdir kita. Tetapi, apakah kita harus selalu menyerah? Apakah takdir tidak dapat diperbaiki? Apakah takdir tidak bisa diluruskan? Apakah kita mempunyai kemampuan untuk itu?
Banyak kisah orang yang berhasil memperbaiki nasibnya, meluruskan takdirnya. Biasanya, kita disodori riwayat hidupnya, kita diceritai kisah keberhasilannya. Jarang diceritakan sebab keberhasilannya. Mengapa ada orang yang berhasil meluruskan takdirnya, banyak juga yang tidak? Apakah ada sebabnya? Apakah ada alasan ilmiahnya?
Kita ingin mencari alasan-alasan itu. Kita ingin mencari alasan itu ke dalam tubuh kita. Sebagaimana layaknya pembalap, bila ingin memenangi pertandingan, harus mengetahui seluk-beluk motor yang akan digunakan. Atau seorang ahli bedah, bila operasinya ingin berhasil dengan sukses, harus mengetahui benar anatomi dan fisiologi orang yang akan dibedahnya.
Manusia akan menghadapi berbagai kesulitan dalam hidupnya, kita tidak perlu khawatir. Karena Al-Quran menjanjikan “Fa inna ma’al ’usri yusran; Inna ma’al ’usri yusran.” Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan; dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan (QS Al-Insyirâh [94]: 4-5). Jadi jangan khawatir. Tetaplah optimistis menjalani hidup ini.
Berdasarkan pengalaman hidupku sendiri serta mempelajari pengalaman hidup orang-orang yang telah berhasil meluruskan dan memperbaiki takdirnya, maka aku mencoba menyusun buku ini dalam beberapa bab secara runut dan komprehensif.
Jadi, sebenarnya buku ini akan mengajak kita semua untuk tetap bersemangat. Terlebih dahulu mengajak untuk mengenal, kemudian meningkatkan potensi diri. Kita harus mengenal dan mencari kecerdasan dan potensi apa yang dimiliki. Kita harus mengenal potensi terbaik yang bisa dikembangkan. Kalaupun ada tercantum beberapa dasar ilmiah, buku ini tidak dimaksud sebagai tulisan dengan kaidah ilmiah. Walaupun ada beberapa kutipan ayat-ayat kitab suci, buku ini bukan pula suatu kajian berlandaskan agama. Aku tidak memiliki kemampuan untuk itu. Tapi menurutku, kajian ilmu pengetahuan dan kajian agama ternyata selaras.
Mungkin banyak dipakai bahasa medis ataupun psikologis secara sederhana. Itu hanya ingin menjelaskan potensi tubuh kita. Betapa cerdas dan canggihnya tubuh kita.
Buku ini ingin mengajak Anda mengenal diri sendiri, mengenal keseimbangan yang hakiki, kemudian mengoptimalkan semua potensi yang berlebih pada diri Anda, sehingga pada akhirnya bisa menyelesaikan hidup ini dengan husnul khatimah.
Walaupun bukan autobiografi, buku ini dibuat berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadiku sebagai seorang pendidik dan dokter selama lebih dari 40 tahun. Juga, sebagai seorang penyandang cacat polio hampir sepanjang hidupnya dan penderita stroke baru. Aku mengawali karier sebagai pendidik atau bahasa gagahnya dosen, sejak 1974. Saat sebagian besar Anda mungkin belum lahir. Atau, masih berusia sangat muda atau belia. Menurut hematku, tugas seorang dosen adalah mendidik dan membuka wawasan, bukan mengajar. Karena ilmu pengetahuan sudah disediakan oleh Allah Swt., Al-Alim, Sang Maha Mengetahui.
Berbagai tugas sebagai dosen sudah dijalani. Antara lain memberi kuliah perdana pada mahasiswa kedokteran tingkat pemula, agar mereka mendalami seluk-beluk dunia kedokteran.
Sekarang, mengingat usiaku yang menjelang 70 tahun, hampir pensiun sebagai seorang guru besar, buku ini dapat dianggap sebagai kuliah pamungkasku. The last lecture. Satu yang aku pelajari selama ini adalah makin banyak kita membaca dan mempelajari tentang suatu masalah, makin kita tahu bahwa sebenarnya masih banyak yang kita tidak tahu tentang masalah itu. Jadi, usahakanlah untuk tidak sombong, apa pun gelarmu.
Karier sebagai dokter kujalani pada saat yang bersamaan. Dimulai sebagai dokter umum, kemudian menjadi dokter ahli penyakit dalam. Dan sejak lebih dari 30 tahun, menjadi dokter ahli yang menggeluti masalah ginjal dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Sebagian pengalamanku sebagai dokter, pernah kutulis dalam buku yang berjudul Playing God.
Yang membuat buku ini agak berbeda adalah penulisannya oleh seorang cacat, seorang difabel. Menjadi orang cacat mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Semua orang cacat pasti mengetahui dan merasakannya. Orang yang tidak cacat mungkin bisa memaklumi, tapi tidak akan merasakannya.
Aku tidak berani mengatakan bahwa ini adalah buku motivasi. Seandainya Anda termotivasi setelah membaca buku ini, alhamdulillah. Buku ini banyak mengambil contoh tokoh-tokoh difabel yang sukses. Tetapi, seorang difabel ataupun tidak, pasti Anda pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang mengubah hidup, suatu epifani. Untuk menghadapinya, carilah potensi terbaikmu dan kembangkanlah. Semoga semua yang kutulis ini ada manfaatnya.[]
Ikhtisar
Untuk mempermudah memahami dan mendalami isi buku ini, aku buatkan ikhtisarnya.
PERTAMA
Kita harus yakin bahwa nasib buruk tidak akan berlangsung seterusnya. Ini dapat diperbaiki. Inilah makna MELURUSKAN TAKDIR. Artinya, ada takdir yang bisa diubah dan diluruskan, yakni takdir muallaq!
Untuk dapat mengubah takdir harus:
-Berusaha dengan gigih;
-Berdoa dengan sungguh-sungguh;
-Tawakal.
KEDUA
Hidup manusia tidak selalu selaras. Sering kali kita menghadapi ujian. Sering kali kita menghadapi badai. Suatu peristiwa yang dapat mengubah jalan hidup selanjutnya (turning point), disebut EPIFANI.
Epifani, atau dalam pengertian lain stresor, dapat terjadi berulang-ulang dan bermacam-macam, dapat berupa masa lah yang berhubungan dengan:
Psikis:
-Intelektual.
-Emosi.
-Spiritual.
Fisik:
-Biologis.
-Penyakit.
Sosial:
-Kedudukan di masyarakat.
KETIGA
Setiap stresor akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam diri kita. Dalam menghadapinya, kita dapat bereaksi positif yang menguntungkan hidup kita selanjutnya. Reaksi positif (eustres), berarti kita bisa beradaptasi dan justru mendapat hikmah.
Kita juga bereaksi negatif sehingga merugikan hidup kita selanjutnya. Reaksi negatif (distres), ditandai dengan rasa frustrasi ataupun depresi yang berkepanjangan, malahan mengundang reaksi ekstrem lainnya.
KEEMPAT
Yang membedakan seseorang bereaksi positif atau negatif bergantung pada digunakan atau tidaknya perangkat canggih dalam diri kita.
Perangkat canggih itu terdiri atas:
-KECERDASAN OTAK;
-PENGATURAN EMOSI;
-POTENSI DIRI.
Siapa yang dapat memanfaatkan semua perangkat canggih ini, walaupun hanya sebagian, adalah mereka yang dapat memperbaiki nasibnya, dapat MELURUSKAN TAKDIR.
Setelah semua ini dikerjakan, apa pun hasilnya kita harus tawakal dan percaya bahwa Allah Swt. akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Spesifikasi Produk
SKU | : | QA-46 |
ISBN | : | 9786024021245 |
Berat | : | 340 gram |
Dimensi (P/L/T) | : | 13 cm/ 21 cm/ 2 cm |
Halaman | : | 200 |
Tahun Terbit | : | 818 |
Jenis Cover | : | Soft Cover |