DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH (REPUBLISH 2023)
AGAMA & FILSAFATPenerbit | : | MIZAN PUSTAKA |
Penulis | : | Jalaluddin Rakhmat |
Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahim. Menyebarlah prasangka buruk, dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain.
Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki...
*Harga belum termasuk diskon reseller.
Deskripsi Produk
Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahim. Menyebarlah prasangka buruk, dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain.
Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki agung Al-Mustafa diangkat menjadi utusan, berkali-kali beliau menegaskan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Misi Nabi Saw. adalah menegakkan akhlak yang mulia. Tetapi, justru karena perbedaan pendapat—yang umumnya berasal dari tata cara syariat (fiqih)—umat sepeninggal Nabi Saw. justru tercerai-berai. Karena alasan fiqih, tak jarang akhlak ditinggalkan. Karena perbedaan tata cara ibadah, betapa sering terjadi perselisihan.
Jalaluddin Rakhmat ingin kembali mengingatkan kita akan misi kenabian. Dalam bukunya ini, ia menelaah akar perselisihan, mengkaji berbagai persoalan, dan mengedepankan sebuah pemecahan bahwa di tengah perbedaan pendapat seperti apa pun, akhlak yang mulia tetap harus kita tegakkan.
">
Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahim. Menyebarlah prasangka buruk, dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain.
Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki agung Al-Mustafa diangkat menjadi utusan, berkali-kali beliau menegaskan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Misi Nabi Saw. adalah menegakkan akhlak yang mulia. Tetapi, justru karena perbedaan pendapat—yang umumnya berasal dari tata cara syariat (fiqih)—umat sepeninggal Nabi Saw. justru tercerai-berai. Karena alasan fiqih, tak jarang akhlak ditinggalkan. Karena perbedaan tata cara ibadah, betapa sering terjadi perselisihan.
Jalaluddin Rakhmat ingin kembali mengingatkan kita akan misi kenabian. Dalam bukunya ini, ia menelaah akar perselisihan, mengkaji berbagai persoalan, dan mengedepankan sebuah pemecahan bahwa di tengah perbedaan pendapat seperti apa pun, akhlak yang mulia tetap harus kita tegakkan.
Spesifikasi Produk
SKU | : | UA-251 |
ISBN | : | 9786024413231 |
Berat | : | 470 gram |
Dimensi (P/L/T) | : | 16 cm/ 24 cm/ 2 cm |
Halaman | : | 296 |
Tahun Terbit | : | 2023 |
Jenis Cover | : | Soft Cover |